Mengenal Apa Itu Kurikulum Cinta dan Strategi Penerapannya
Salah satu contohnya, masih terdapat fenomena di jenjang pendidikan dasar di mana anak-anak menunjukkan sikap intoleran, saling menyalahkan, bahkan membenci satu sama lain karena perbedaan keyakinan.
Hal ini, sering kali terjadi tanpa disadari sejak dini. Oleh karena itu, Kurikulum Cinta hadir sebagai solusi melalui insersi nilai-nilai keberagaman dalam berbagai mata pelajaran, khususnya dalam pendidikan Islam di bawah naungan Kementerian Agama.
Kurikulum cinta ini menekankan pada 4 (empat) aspek utama, yaitu:
Kurikulum cinta ini menekankan pada 4 (empat) aspek utama, yaitu:
1. Membangun cinta kepada Tuhan (Hablum Minallah), anak-anak sejak dini sudah terbiasa dan agar dibiasakan untuk memperkuat hubungannya dengan Sang maha Pencipta (Allah SWT).
2. Membangun cinta kepada sesama manusia (Hablum Minannas), apa pun agamanya. Anak-anak harus dibiasakan dengan keberagaman suku, ras dan agama dalam rangka membangun Hablum Minannas (hubungan antar sesama manusia) yang kuat.
3. Membentuk kepedulian terhadap lingkungan (Hablum Bi’ah), Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini harus ditangani secara terstruktur dan sistematis. Anak-anak harus disadarkan akan pentingnya menjaga dan memelihara kondisi bumi.
4. Kecintaan terhadap bangsa (Hubbul Wathan), banyak anak-anak yang setelah belajar di luar negeri, justru lebih merasa menjadi orang luar dibandingkan bagian dari bangsanya sendiri. Kita ingin menginsersi agar anak-anak kita tetap berpegang teguh pada akar budaya bangsanya.
Strategi Penerapan Kurikulum Cinta
Hadirnya kurikulum Cinta tidak diperkenalkan sebagai bentuk mata pelajaran baru, melainkan akan diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ada.
Strategi implementasi kurikulum ini akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Misalnya, di tingkat Pendidikan Raudhatul Athfal (RA/PAUD), metode pembelajaran akan menggunakan permainan dan pembiasaan positif. Sementara itu, di jenjang pendidikan lebih tinggi, pendekatan berbasis pengalaman dan refleksi akan lebih ditekankan.
Implementasi Kurikulum Cinta diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam kehidupan sosial, baik dalam konteks keagamaan, hubungan kemanusiaan, maupun keberagaman bangsa. Keberhasilan kurikulum ini tidak hanya akan diukur dari aspek kognitif, tetapi juga dari perubahan sikap dan perilaku peserta didik.
Strategi implementasi kurikulum ini akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Misalnya, di tingkat Pendidikan Raudhatul Athfal (RA/PAUD), metode pembelajaran akan menggunakan permainan dan pembiasaan positif. Sementara itu, di jenjang pendidikan lebih tinggi, pendekatan berbasis pengalaman dan refleksi akan lebih ditekankan.
Implementasi Kurikulum Cinta diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam kehidupan sosial, baik dalam konteks keagamaan, hubungan kemanusiaan, maupun keberagaman bangsa. Keberhasilan kurikulum ini tidak hanya akan diukur dari aspek kognitif, tetapi juga dari perubahan sikap dan perilaku peserta didik.
Dengan diterapkannya Kurikulum Cinta, diharapkan Indonesia dapat melahirkan generasi yang lebih toleran, inklusif, dan penuh kasih sayang mewujudkan masyarakat yang harmonis dalam keberagaman.
Post a Comment for "Mengenal Apa Itu Kurikulum Cinta dan Strategi Penerapannya"